Minggu, 24 Januari 2016

#5 Zat Adiktif Pada Makanan Lengkap Dengan Contohnya

#5 zat adiktif pada makanan yakni pokok pembahasan materi pelajaran Kimia yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai Zat-Zat Adiktif didalam mencar ilmu pendidikan kimia yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :

1. Pengertian zat pengawet.
2. Indikator proses pembusukan makanan.
3. #2 jenis pengawetan.
4. Pengertian zat warna.
5. #4 fungsi zat warna.
6. Zat warna yang umum digunakan.
7. Tujuan zat penyedap.
8. #2 macam materi pemanis.
9. Pengertian antioksidan.
10. #2 macam antioksidan.

#5 pertimbangan penggunaan zat adiktif pada makanan

Pada prinsipnya zat adiktif ditambahkan pada kuliner dengan atas #5 pertimbangan yaitu sanggup dijelaskan sebagai berikut :
 yakni pokok pembahasan materi pelajaran Kimia yang akan dijelaskan dengan lengkap dan de #5 Zat Adiktif Pada Makanan Lengkap Dengan Contohnya
1. Jarak dan waktu
Suatu materi kuliner harus diangkut dari jarak jauh dan memerlukan waktu yang lama, sehingga perlu dijaga biar tidak mengalami perubahan tekstur, warna, anyir dan rasa serta tampak tetap segar.
2. Kualitas kandungan gizi
Menghindari berkurangnya atau hilangnya kandungan gizi pada proses pengolahan kuliner pasca panen, sehingga mempertahankan atau bahkan menaikkan nilai gizi.
3. Menarik minat dan selera
Banyak materi kuliner yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak menarik selera, sehingga tidak sanggup dimanfaatkan. Oleh lantaran itu perlu ditambahkan zat yang berfungsi untuk menambah warna, bau, rasa dan selera.
4. Mempercepat proses pematangan
Beberapa materi kuliner tertentu menyerupai buah-buahan diharapkan lebih cepat masak, sehingga perlu ditambahkan zat yang sanggup mempercepat proses pemasakan buah.
5. Keadaan wilayah
Di beberapa kawasan terdapat sumber materi kuliner yang kekurangan mineral menyerupai iodium, fuor, zat besi dan lain-lain.

#5 zat adiktif yang terdapat pada makanan

1. Zat pengawet
Zat pengawet yakni zat zat yang sengaja ditambahkan pada materi kuliner dan minuman biar kuliner dan minuman tersebut tetap segar, anyir dan rasanya tidak berubah, atau malindungi kuliner dari kerusakan akhir membusuk atau terkena bakteri/jamur.

Proses pembusukan kuliner yang biasanya disertai dengan perubahan tekstur disebabkan oleh acara kuman pembusuk yang terdapat dan bekerja pada kuliner tersebut. Aktivitas kuman pembusuk pada kuliner biasanya bekerja secara maksimal jikalau temperatur dan oksigen cukup dalam lingkungannya.

Indikator proses pembusukan makanan

Indikator terjadinya proses kerusakan pada kuliner atau pembusukan sanggup dilihat secara fisik, antara lain :
a. Menghasilkan gas berbau busuk yang ditimbulkan adanya penguraian zat kuliner sehingga menghasilkan gas CH4 (metana), NH3 (amoniak), dan H2S (asam sulfida).
b. Berlendir.
c. Terjadi pemudaran dan perubahan warna.
d. Perubahan rasa.

Jenis-jenis pengawetan pada makanan

Upaya pengawetan zat terbagi menjadi dua macam. Adapun #2 jenis/macam pengawetan pada makanan yakni antara lain sebagai berikut :

a. Pengawetan kuliner secara fisika
Berikut ini yakni #5 proses pengawetan kuliner secara fisika antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Pengeringan
Proses ini yakni upaya untuk mempertahankan biar kuliner tidak cepat mengalami proses kerusakan. Pengeringan adalah mengurangi kadar air seminimal mungkin yang terkandung dalam kuliner tersebut.

Proses pengeringan sanggup dilaksanakan secara alami yaitu dengan panas sinar matahari atau dengan memakai oven. Contoh kuliner atau materi kuliner yang dikeringkan adalah antara lain menyerupai ikan, daging, dendeng, kerupuk, gaplek (ketela kering), dan gabah (padi).

2. Pemanasan
Proses pemanasan biasanya digunakan untuk mengawetkan kuliner yang bersifat sementara, yaitu dengan cara memanaskan kuliner olahan sehingga kuman pengurai yang terdapat dalam kuliner tersebut mati dan tidak aktif. Salah satu contoh proses pemanasan adalah dengan pasteurisasi, pasteurisasi yaitu memanaskan susu hingga suhu 800C.

3. Pengapasan
Proses ini yakni pengawetan kuliner dengan meletakkan kuliner dengan cara tertentu contohnya digantungkan lalu diasapi dengan asap yang berasal dari kayu yang dibakar. Contoh proses pengasapan adalah untuk mengawetkan daging dan mengeringkan jagung.

4. Pembekuan
Pembekuan yakni mengawetkan kuliner dengan cara memasukkan kuliner yang akan diawetkan ke dalam ruang pendingin atau merendam kuliner kedalam es. Pengawetan ini bersifat sementara, adapun contoh proses pembekuan adalah antara lain menyerupai mengawetkan ikan maritim yang gres ditangkap.

5. Radiasi
Pengawetan kuliner ini memakai teknologi tinggi, dimana kuliner yang akan diawetkan disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu dan waktu tertentu juga sehingga kuman pengurai tidak aktif atau mati. Pengawetan cara ini cukup efektif lantaran kuliner sanggup bertahan cukup usang dan nilai gizi yang terkandung pada kuliner tidak banyak yang hilang.

b. Pengawetan kuliner secara kimia
Berikut ini yakni #5 proses pengawetan kuliner secara kimia antara lain yaitu sebagai berikut :

1. Garam dan gula
Garam dan gula yakni materi pengawet yang paling tua. Garam biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan dan daging, sedangkan gula untuk mengawetkan buah. Garam dan gula sanggup mematikan mikroorganisme untuk hidup.
Baca juga : Hidrolisis Garam
2. Cuka
Cuka biasanya digunakan untuk menciptakan acar. Kondisi yang sangat asam tidak memungkinkan bagi mikroorganisme untuk hidup.

3. Belerang dioksida
Belerang dioksida telah ratusan tahun digunakan untuk mengontrol perkembangan mikroba yang tidak dikehendaki. Contoh Belerang dioksida adalah untuk mengawetkan buah kering dan selai. Belerang dioksida memiliki dua kelemahan yaitu aromanya yang kurang sedap, dan merusak vitamin B1.

4. Asam benzoat dan sodium (natrium) benzoat
Asam benzoat dan natrium benzoat yakni pengawet yang biasa digunakan untuk jus buah dan aneka macam minuman lainnya. Bahan ini sanggup menghentikan pertumbuhan kuman dan ragi.

5. Sodium natrium (nitrit)
Natrium nitrit biasa digunakan untuk mengawetkan daging. Selain mengawetkan, natrium nitrit memberi warna pink yang menarik. Natrium nitrit menghambat pertumbuhan kuman patogen.

Bahan pengawet kuliner dalam pengunaannya harus sesuai dosis, lantaran dengan penggunaan yang terus menerus dalam jangka waktu yang relatif usang sanggup merugukan sistem badan manusia.

Tetapi kenyataan dilapangan terdapat materi aditif yang sebetulnya bukan digunakan untuk mengawetkan kuliner dan materi kuliner tetapi digunakan untuk mengawetkan makanan. Contohnya yakni antara lain menyerupai :

a. F0rmalin
F0rmalin biasanya digunakan sebagai pengawet preparat biologi, atau dirumah sakit digunakan sebagai pengawet mayat, tetapi digunakan untuk mengawetkan tahu.
b. B0raks
B0raks sering digunakan untuk mengawetkan tahu, mie dan bakso.

Bahan-bahan tersebut jikalau digunakan untuk mengawetkan kuliner akan mengakibatkan gangguan yang serius bagi kesehatan manusia. F0rmalin sanggup mengakibatkan gangguan fungsi hati dan ginjal, sedangkan b0raks sanggup mengakibatkan gangguan pada kulit, otak dan fungsi hati. #5 zat adiktif pada makanan.

2. Zat warna
Zat warna yakni zat yang ditambahkan pada kuliner atau minuman untuk memperoleh warna kuliner atau minuman yang lebih menarik.

#4 Fungsi zat warna

Fungsi zat warna pada kuliner yakni antara lain menyerupai :
a. Memperbaiki dan mempertahankan penampilan kuliner yang mengalami perubahan warna pada proses pengolahan makanan.
b. Membuat warna kuliner yang sama dalam jumlah yang banyak lantaran perbedaan warna asalnya.
c. Mendapatkan tampilan kuliner yang lebih menarik.
d. Indikator untuk memilih kualitas makanan.

Zat warna yang umum digunakan

Umumnya zat warna yang digunakan untuk kuliner yakni :
a. Zat warna nabati
Pewarna ini yakni pewarna alami yang diambil atau diekstrak dari tumbuh-tumbuhan. Jenis dan fungsi pewarna sanggup dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel jenis dan fungsi pewarna alami
No. Warna Sumber dan penggunaan
1 Hijau Ekstrak daun suji, untuk memberi warna kue-kue.
2 Merah Kapxantin yang terdapat dalam cabe merah, digunakan untuk memperkuat warna pada kuliner tertentu contohnya gulai dan rendang. Warna merah sanggup juga dihasilkan dari kunyit yang ditambah dengan air kapur (pH tinggi).
3 Cokelat
Karamel (pemanasan gula) pada suhu 170oC digunakan untuk minuman atau makanan. Warna cokelat juga sanggup dihasilkan dari kopi atau cokelat (kakao).
4 Kuning Zat warna kurkumin pada kunyit, beta karoten dari wortel. Zat warna ini digunakan untuk minuman ringan, tahu, atau nasi kuning.
5 Violet Antosianin yang berasal dari bit gula.
b. Zat warna sintetis
Zat warna sintetis dibentuk dari terbatu bara. Zat warna sintetis lebih banyak digunakan dari pada zat warna nabati. Perlu sekali diperhatikan bahwa banyak zat warna sintetis yang tidak boleh digunakan untuk kuliner lantaran sifatnya beracun. Penelitian mengatakan bahwa beberapa zat warna sanggup mengakibatkan penyakit kanker.

Contoh beberapa zat warna yang biasa digunakan untuk kuliner antara lain :
1. Tartrazine.
2. Sunset Yellow FCF.
3. PFC.
4. Carmoisine.
5. Quinoline Yellow.
6. Ponceau 4R.
7. Patent Bleu V.
8. Brilliant Bleu FCF.
9. Brilliant Black BN.

3. Zat penyedap
Tujuan penggunaan zat penyedap yakni antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan cita rasa makanan.
b. Mengembalikan cita rasa kuliner yang mungkin hilang waktu pemrosesan.
c. Memberi cita rasa tertentu kepada makanan.

Zat penyedap lain yang banyak digunakan pada kuliner yakni mononatreium glutamat. Zat ini diperdagangkan dengan beragai merk. Mononatrium glutamat adalah suatu asam amino karboksilat yang diharapkan badan kita untuk pembentukan protein. Walaupun demikian, penggunaan zat ini secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang usang sanggup mengakibatkan imbas yang merugikan kesehatan.

4. Bahan pemanis
Pemakaian materi aksesori sebagai materi tambahan pada kuliner dan minuman sudah sangat lazim. Bahan aksesori kuliner dan minuman yang dijual di pasaran sanggup di klasifikasikan menjadi 2, yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Bahan aksesori alami
Bahan aksesori alami dihasilkan dari pengolahan materi yang dihasilkan secara alami atau dari pengolahan materi nabati. Sumber materi alami merupakan karbohidrat terutama karbohidrat yang digolongkan dalam monosakarida (glukosa, fruktosa, laktosa) dan disakarida (maltosa, sukrosa, dan galaktosa).

Sumber karbohidrat tersebut sebagian besar dihasilkan dari sari pohon tebu dan sanggup juga dihasilkan dari pengolahan (hidrolisis) karbohidrat dari umbi-umbian, antara lain bit, ketela, kentang, dan sebagainya. Produk dari aksesori alami antara lain gula pasir (sukrosa), gula batu, gula merah, gula aren dan gula cair.

b. Bahan aksesori sintetis
Zat aksesori sintetis yang sifatnya jauh lebih anggun dari pada gula pasir menyerupai sakarin, dulsin dan siklamat. Dibeberapa negara zat-zat ini sudah tidak boleh digunakan lagi lantaran sanggup mengakibatkan penyakit kanker pada binatang percobaan. Bahan tersebut antara lain siklamat, sakarin, dulsin, kalium asesulfin, P-4000 dan aspartam.

5. Antioksidan
Zat antioksidan yakni zat yang digunakan untuk mencegah oksidasi materi kuliner baik oleh udara maupun bakteri. Proses oksidasi berlangsung dengan melibatkan radikal bebas, yaitu suatu spesi yang sangat reaktif. Antioksidan akan menetralkan radikal bebas tersebut. Antioksidan akan mengikat radikal bebas tersebut membentuk suatu radikal yang kurang reaktif. Dengan demikian proses oksidasi sanggup dihambat.

#2 macam antioksidan

Antioksidan ada dua jenis atau macam yakni ada yang alami dan ada yang sintetis, klarifikasi keduanya antara lain sebagai berikut :

1. Antioksidan alami
Contoh antioksidan alami yakni antara lain menyerupai lesitin, vitamin E dan asam askorbat (vitamin C).
2. Antioksidan sintetis
Contoh antioksidan sintetis yakni antara lain menyerupai BHA dan BHT.

a. BHA (Butil hidroksianisol)
Butil hidroksianisol (BHA) digunakan pada lemak dan minyak.
b. BHT (Butil hidroksitoluena)
Butil hidroksitoluena (BHT) digunakan pada lemak, minyak, margarin, dan mentega.
c. Tokoferol (Vitamin E)
Vitamin E (Tokoferol) digunakan dalam makanan.

Demikian pembahasan mengenai #5 zat adiktif pada makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar